Masalah
kurang gizi di Indonesia merupakan suatu permasalahan dimana tubuh kekurangan
suatu unsur kimia yang diperlukan untuk melakukan akitvitas, memelihara dan
meningkatkan kesehatan tubuh yang unsur atau zat tersebut terdapat didalam
makanan yang sekarang banyak terjadi di Indonesia. Karena factor ekonomi juga
mengakibatkan masalah kurang gizi sehingga menimbulkan berbagai gangguan
kesehatan dan berbagai penyakit berbahaya lainnya. Apalagi Indonesia saat ini
telah menyandang peringkat ke lima negara kurang gizi sedunia .
Golongan
yang rawan terhadap masalah kurang gizi di Indoneisa seperti balita, anak-anak,
ibu hamil dan ibu menyusui. Anak-anak yang kekurangan gizi akan mengalami
berbagai gangguan seperti dalam hal pertumbuhan fisik, mental, dan intelektual
yang mengkibatkan meningkatnya angka kematian dan berkurangnya kemampuan
belajar, serta daya imun tubuh terhadap berbagai penyakit dan produktivitas
bekerja. Kekurangan gizi pada ibu hamil dan menyusui berdampak buruk seperti
catat pada janin karena pertumbuhan janin tidak sempurna bahkan kematian pada
ibu dan anak, serta anak yang dilahirkan rentan teradap penyakit.
Masalah
kurang gizi di Indonesia harus segera ditanggulangi dengan pendekatan khusus
seperti memberikan edukasi tentang pengetahuan akan gizi kepada orang tua
sehingga dapat membudidayakan bahan pangan bergizi seta dapat mengolahnya
dengan baik tanpa merusak kandungan gizi pada pangan dan saat memberi makan
pangan tersebut pada anak sehinnga dapat memenuhi gizi sehari-hari anak. Selain
itu juga memberikan edukasi gizi pangan sehat tetapi kembali kepada kesadaran
pada masyarakat itu sendiri dalam meningkatkan kesejateraan dan generasi muda
yang sehat.
Penanggulangan gizi buruk di
Indonesia
Banyak
factor yang mempengaruhi gizi buruk ini seperti tingkat pendidikan kemiskinan,
ketersediaan pangan, transportasi, adat istiadat, dan lain sebgainya. Masalah
gizi buruk apabila tidak ditangani dengan serius maka akan berdampak buruk
terhadap kelanjutan generasi di Indonesia. Dengan adanya perubahan cara pandang
masyarakat akan lebih baik dalam mendukung perbaikan masalah gizi buruk di
Indonesia maka perlu ditinjau pada objek yang menjadi permasalahan gizi buruk
ini agar dapat mencapai jalan keluar secara optimal dan efektif. Masalah kurang
gizi di Indonesia dpat diselesaikan dengan adanya keselarasan kebijakan
pemerintah pusat maupun daerah. Di samping peran pemerintah dalam pengawasan
dan pendanaan, peran daerah juga penting dalam melaksanakan program gizi dan
pangan.
Pemerintah
Republik Indonesia dalam menangani masalah kurang gizi di Indonesia melalui
pemanfaatan Posyandu, meningkatkan partisipasi masyarakat memantau pertumbuhan
dan kebutuhan gizi anak balita, meningkatkat kemampuan petugas-petugas
kesehatan, meningkatkan keluarga sadar akan gizi serta memberi supplement
makanan tambahan, MP ASI dan pemberian vitamin A, membuat kerjasama lintas
sektoral dan kemitraan serta melanjutkan kembali Sistem Kewaspadaan Dini Gizi
Buruk. Selain itu dalam mengatasi masalah gizi buruk di Indonesia perlu
dilakukan intervensi dalam cakupan investasi di bidang kesehatan, pendidikan
dan social terutama bagi kelompok yang beresiko tinggi terkena gizi buruk.
Ada
beberapa intervensi yang dapat dilakukan pada ibu dan anak seperti intervensi
terhadap perilaku pemberian ASI eksklusif, pemberian makanan pendamping
(MP-ASI), perilaku hidup bersih dan sehat serta pemantauan berat badan secara
teratur, pemberian supplement mikro tambahan dalam hal asupan vitamin A, pil
FE, garam beryodium, pemulihan terhadap gizi anak dalam keluarga yang kurang
gizi, pemberian makanan tambahan pada ibu hamil. Sementara itu program
Direktorat Bina Gizi Masyarakat pada Kementrian Kesehatan telah mengeluarkan
suplemen taburia yang mengandung viatamin A, B, D, serta unsure seng yodium dan
zat besi yang dapat meningkatkan nafsu makan pada balita dan mencegah anemia
pada balita mencakup wilayah Sumatera Utara, Sumatera Selatan, NTB, NTT, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Selatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar